Kita eja sejenak kalam hikmah Syekh Ibn Atha’illah di dalam Tajul ‘Arus:
“Sungguh aneh, bagaimana mungkin kau berharap hati menjadi baik sementara tubuhmu melakukan berbagai larangan seperti melihat yang terlarang, menggunjing, mengadu domba, dan sebagainya?! Kau bagaikan orang yang berobat dengan racun, atau orang yang ingin membersihkan pakaian dengan celupan hitam. Karena itu, kau harus berkhalwat dan beruzlah. Siapa yang biasa beruzlah, ia akan menjadi mulia. Siapa yang uzlahnya benar, ia akan mendapat anugerah Tuhan. Tandanya adalah tersingkapnya tirai, hidupnya hati, dan terwujudnya cinta. Kau harus memperbagus, bukan memperbanyak amal.”
Saudaraku,
Jika kita ingin hati menjadi baik, kita harus bertekad untuk menjauhi maksiat dan dosa. Sebab, bagaimana mungkin hati dan tubuh kita sembuh dari berbagai penyakit, sementara kita tidak minum obat? Pernakah kita melihat orang berobat dengan racun atau membersihkan pakaian dengan celupan hitam?
Kita harus benahi hati yang sudah rusak akibat maksiat dan dosa yang kita lakukan. Tobat adalah cara yang jitu. Mari kita simak lagi kalam hikmah Syehk Ibn Atha’illah tentang itu:
“Hati yang baik tidak dilalaikan dari Alloh oleh sesuatu yang baik. Jika ingin semuhkan hatimu, keluarlah menuju medan tobat. Ubahlah keadaanmu dari sebelumnya jauh dari Alloh menjadi dekat kepada hadirat-Nya. Kenakan pakaian kerendahan dan kehinaan. Ketahuilah, hati dapat disembuhkan dari segala penyakitnya. Namun, kau terus memenuhi perutmu dan membanggakan kegemukanmu. Kau tak ubahnya domba yang digemukkan untuk disembelih. Tidak sadarkah sesungguhnya kau telah menyembelih dirimu sendiri?!”
Continue reading